Slamet Boedhi (57) menjadi lurah 13 tahun di tiga lokasi yaitu Lurah Lebak Siliwangi, Lurah Rancanumpang dan dua tahun terakhir menjabat Lurah Derwati.


Boedhi mengaku menjabat lurah 13 tahun tak bosan karena dijalankan dengan ikhlas bahkan merasa nyaman memasuki pensiun tahun depan. "jabatan lebih tinggi itu pasti cita cita semua ASN, tapi jika belum ada kesempatan, tidak boleh memaksa apalagi minta-minta," ujar Boedhi di kantornya,  Selasa (24/5). Boedhi mengaku banyak suka duka jadi lurah , apalagi ketika menjabat Lurah Rancanumpang selama 9 tahun. "Saat jadi lurah Rancanumpang harus sosialisasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah, sudah pasti banyak penolakan tapi saya hadapi dengan senyuman," ujarnya. Boedhi mengaku, jadi Lurah Rancanumpang sempat diajak ke Cina untuk melihat pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). 

"Saya sudah melihat langsung PLTSa di Cina berada di tengah kota dan padat penduduk, tak ada yang menolak, tapi di Kota Bandung masih banyak yang menolak," ujarnya. Boedhi juga merasa berkesan jadi lurah karena beberapa kali meraih lurah terbaik  sampai mendapat hadiah ke Singapura untuk sekolah kepemimpinan.  Boedhi kini memimpin Derwati dua tahun, telah membawa Derwati juara Kelurahan Sadar Hukum. "Wilayah Derwati minim kriminalitas, taat bayar PBB dan tak ada pernikahan di bawah umur karena selalu sosialisasi dan edukasi sadar hukum," ujarnya . 

Derwati berpenduduk 19.000 jiwa terbagi 13 RW dan 86 RT, yang harus segera diselesaikan Kolam Retensi untuk mengatasi banjir. Kesan lain yang dialaminya yaitu Warga Lebak Siliwangi yang ditinggalkan 11 tahun lalu masih mengenalnya. "Saya menjabat lurah Lebak Siliwangi dua tahun, ketika saya mampir di warung nasi, warga masih kenal, ini yang saya berkesan banyak saudara, " ujarnya.


(sumber tribunjabar)